KOMPAS.com - Sekecil apapun masalah yang dirasakan tubuh kita, sebenarnya tubuh akan berbicara kepada kita. Hanya saja, kita kadang kurang peka ketika tubuh mengeluh kesakitan. Untuk memahami bahasa keluhan tubuh, kita terlebih dahulu harus mampu memahami cara memonitor kesehatan tanpa perlu bantuan dokter.
Inilah yang dapat kita lakukan untuk mencegah dan menangkap berbagai masalah di dalam tubuh lebih dini, sehingga penanganannya lebih mudah.
1. Amati pola konsumsi, olahraga, relaksasi, dan serat setiap pagi. Caranya? Pastikan setiap hari kita mengonsumsi sayur dan buah, ini adalah cara monitoring konsumsi. Lalu untuk monitoring olahraga yang harus kita pastikan adalah, setiap hari membuat tubuh aktif bergerak. Bahkan jalan kaki atau naik-turun tangga pun dihitung sebagai kesempatan tubuh untuk bergerak aktif.
Untuk relaksasi, kita harus memastikan bisa memberikan momen-momen menyenangkan bagi diri sendiri setiap hari. Tidak perlu merangkai kegiatan yang rumit, jika mendengarkan atau menyanyikan lagu kesenangan cukup ampuh membuang penat, maka lakukan! Sedangkan untuk monitor asupan serat yang cukup, pastikan setiap hari kita mengonsumsi kacang-kacangan atau gandum utuh.
2. Amati kecukupan tidur kita. Ada cara mudah untuk mengetahui apakah kita sudah menikmati kualitas tidur terbaik. Pertama, kita bisa bangun pagi tanpa butuh bantuan alarm. Kedua, saat sore hari stamina kita masih prima tanpa serangan kantuk berlebihan. Ketiga, usai makan malam kita tak merasa mengantuk. Tapi jika semua ini kita rasakan tapi masih saja merasa lesu dan kurang stamina, ada baiknya memeriksakan diri ke dokter spesialis tidur.
3. Bagaimana dengan warna urin kita? Percayalah, urin bisa menjadi petunjuk ada masalah dalam tubuh. Jika tubuh kita sehat dengan cairan yang cukup, maka warna urin seharusnya bening. Tetapi jika sudah berwarna kuning pekat dan berbau menyengat, itu artinya tubuh kekurangan cairan. Dan jika warnanya kuning cerah, maka kita kekurangan vitamin B.
Inilah yang dapat kita lakukan untuk mencegah dan menangkap berbagai masalah di dalam tubuh lebih dini, sehingga penanganannya lebih mudah.
1. Amati pola konsumsi, olahraga, relaksasi, dan serat setiap pagi. Caranya? Pastikan setiap hari kita mengonsumsi sayur dan buah, ini adalah cara monitoring konsumsi. Lalu untuk monitoring olahraga yang harus kita pastikan adalah, setiap hari membuat tubuh aktif bergerak. Bahkan jalan kaki atau naik-turun tangga pun dihitung sebagai kesempatan tubuh untuk bergerak aktif.
Untuk relaksasi, kita harus memastikan bisa memberikan momen-momen menyenangkan bagi diri sendiri setiap hari. Tidak perlu merangkai kegiatan yang rumit, jika mendengarkan atau menyanyikan lagu kesenangan cukup ampuh membuang penat, maka lakukan! Sedangkan untuk monitor asupan serat yang cukup, pastikan setiap hari kita mengonsumsi kacang-kacangan atau gandum utuh.
2. Amati kecukupan tidur kita. Ada cara mudah untuk mengetahui apakah kita sudah menikmati kualitas tidur terbaik. Pertama, kita bisa bangun pagi tanpa butuh bantuan alarm. Kedua, saat sore hari stamina kita masih prima tanpa serangan kantuk berlebihan. Ketiga, usai makan malam kita tak merasa mengantuk. Tapi jika semua ini kita rasakan tapi masih saja merasa lesu dan kurang stamina, ada baiknya memeriksakan diri ke dokter spesialis tidur.
3. Bagaimana dengan warna urin kita? Percayalah, urin bisa menjadi petunjuk ada masalah dalam tubuh. Jika tubuh kita sehat dengan cairan yang cukup, maka warna urin seharusnya bening. Tetapi jika sudah berwarna kuning pekat dan berbau menyengat, itu artinya tubuh kekurangan cairan. Dan jika warnanya kuning cerah, maka kita kekurangan vitamin B.
4. Hitung detak jantung setiap kali usai berolahraga. Journal of the American Medical Association mengumumkan, perempuan yang detak jantungnya lemah setelah berolahraga, berisiko mengalami serangan jantung 10 tahun mendatang. Cara menghitungnya, sebelum berolahraga hitung detak jantung kita selama 15 menit. Lalu selesai berolahraga, jumlah detak jantung sebelumnya dikali 4, maka itulah detak jantung ideal. Jika detak jantung setelah berolahraga di bawah 60, maka kita perlu berkonsultasi dengan dokter untuk memeriksa ritme jantung.
5. Tetap ukur tinggi tubuh, meskipun kita sudah berusia 50+. Ini penting dilakukan oleh para wanita untuk mengetahui apakah ada perubahan postur dan mendeteksi masalah tulang. Karena biasanya, gangguan tulang terlihat dari postur tubuh yang berubah drastis. Jika kita menemukan dari awal maka masalah tulang bisa segera diatasi, termasuk menghindarkan diri dari keropos tulang.
6. Setiap 6 bulan sekali, periksa tekanan darah kita. Saat ini mulai banyak apotek yang memberikan fasilitas pemeriksaan tekanan darah. Manfaatkan ini untuk sekadar memastikan bahwa tekanan darah kita baik-baik saja. Definisi baik adalah apabila tekanan sistolik tidak lebih dari 120, dan tekanan diastoliknya tidak lebih dari 80. Jika ternyata angkanya berada di atas atau di bawah acuan tersebut, coba periksa hari berikutnya, jika tidak menunjukkan perubahan berarti itu artinya kita harus memeriksakan diri ke dokter.
7. Jangan lupa lakukan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) setiap kali selesai menstruasi. Sadari adalah langkah sederhana untuk mendeteksi bahaya kanker payudara sejak dini. Setidaknya ada 15 persen kasus kanker payudara ditemukan pada stadium awal berkat Sadari. Khusus bagi kita yang sudah mengalami postmenopause, lengkapi dengan mammografi
5. Tetap ukur tinggi tubuh, meskipun kita sudah berusia 50+. Ini penting dilakukan oleh para wanita untuk mengetahui apakah ada perubahan postur dan mendeteksi masalah tulang. Karena biasanya, gangguan tulang terlihat dari postur tubuh yang berubah drastis. Jika kita menemukan dari awal maka masalah tulang bisa segera diatasi, termasuk menghindarkan diri dari keropos tulang.
6. Setiap 6 bulan sekali, periksa tekanan darah kita. Saat ini mulai banyak apotek yang memberikan fasilitas pemeriksaan tekanan darah. Manfaatkan ini untuk sekadar memastikan bahwa tekanan darah kita baik-baik saja. Definisi baik adalah apabila tekanan sistolik tidak lebih dari 120, dan tekanan diastoliknya tidak lebih dari 80. Jika ternyata angkanya berada di atas atau di bawah acuan tersebut, coba periksa hari berikutnya, jika tidak menunjukkan perubahan berarti itu artinya kita harus memeriksakan diri ke dokter.
7. Jangan lupa lakukan pemeriksaan payudara sendiri (Sadari) setiap kali selesai menstruasi. Sadari adalah langkah sederhana untuk mendeteksi bahaya kanker payudara sejak dini. Setidaknya ada 15 persen kasus kanker payudara ditemukan pada stadium awal berkat Sadari. Khusus bagi kita yang sudah mengalami postmenopause, lengkapi dengan mammografi
(Prevention Indonesia Online/Siagian Priska)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar